Inspirasi Khutbah ke-2 Idul Fitri + Muhasabah

Saudara-saudariku, di Hari Raya Idul Fitri ini, hari yang mustajab untuk berdoa, apa artinya dan apa jadinya diri kita jika tidak ditolong oleh Allah, semoga Allah yang maha mendengar lagi maha menatap, mengabulkan semua doa-doa kita. Marilah sejenak, kita tutupkan mata, kita bebaskan pikiran, singkirkan dulu semua yang masalah kehidupan kita, kita berzikir, lembut saja, Marilah kita merenungi diri dengan zikir yang sederhana tapi penuh keyakinan bahwa Allah benar-benar mendengar, melihat, menyaksikan pertemuan kita ini.
Saudara-saudariku, Mari kita kenang orang-orang di sekitar kita pada Idul Fitri yang lalu.  Sebagian di antara mereka tidak lagi bersama kita. Mereka tidak lagi tertawa ria menjelang buka terakhir kemarin;  mereka juga tidak  berangkat ke masjid pagi ini; mereka juga tidak akan mengulurkan tangannya untuk saling memaafkan sebentar lagi hari ini.  Mereka telah  dipanggil, insya Allah, untuk berlabuh di pangkuan kasih sayang Ilahi.
Saudara-saudariku, Kenanglah orang tua kita, Ayah dan Ibu kita. Ibu yang menyayangi kita, Ibu yang selalu meneteskan airmata ketika kita pergi, Ibu yang rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut. Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita terbaring sakit. Ibu yang selalu ingin melihat kita tersenyum walaupun ia harus bekerja keras. Coba renungkan ketika ibu kita melahirkan kita, Beliau rela mengorbankan nyawa untuk kita. Beberapa puluh tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua kita, betapa bahagia mereka, mereka menantikan kelahiran kita, dan mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang sholeh dan sholehah, yang berbakti dan selalu sayang kepada mereka.
Saat Ibu melahirkan kita, ibu kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati. Bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh Tuhan antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayinya dari pada nyawanya sendiri, Tapi apa? Apa yg kita lakukan saat ini, kita hanya melihat beliau, Ibu dan Ayah kita, dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya… Apakah kita pernah berfikir ingin memeluk mereka..?? Apakah terfikir dibenak kita untuk membuat mereka tersenyum??
Mungkin, saat ini beliau masih ada, masih sehat. Tetapi perhatikanlah, bayangkanlah … rambut mereka satu persatu makin memutih… kulit mereka makin berkerut… sinar wajahnya makin meredup. Masihkah kita belum sadar? Kata-kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangis karena kata-kata kasar kita, namun mengapa kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf? Ingatlah… tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita, saat nanti kita sukses, bahkan setelah pulang dari masjid ini. Mungkin tadi sebelum kita berangkat kita masih bisa menemui ibu dan ayah kita tersayang, masih bisa tertawa dan bercanda, meskipun mereka telah tua, keriput, beruban. Sekarang kita bayangkan pada saat kita duduk disini, Ada salah satu karib kerabat kita datang dan memberi kabar agar kita bergegas segera pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, di depan pintu, tentu kita ingin bertemu dan melihat sesosok lelaki yang selalu menjaga kita, membiayai sekolah kita, yang rela membanting tulang untuk kita. Bayangkan, setelah kita sampai di rumah, kita masuk kesebuah ruangan. Ruangan tempat Lelaki itu beristirahat. Namun setelah kita masuk, kita melihat sesosok lelaki sedang berbaring, terbujur kaku, Itulah sesosok laki-laki yang biasa kita panggil Ayah, Bapak kita yang kita sis-siakan. Kita tidak bisa melihat senyumnya lagi, kita tak bisa mendengar suara nya lagi. Kini masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena tingkah laku kita. Ayah, ibu, maafkan kami. Maafkan Anakmu yang tak tahu diri ini.
Allahuma shalli wa sallim wa barik’ala Muhammad, wa’ala alihi wa ashbaihi ajmain.
Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.
Wahai Rabb Yang Maha Menyaksikan. Engkau saksikan kami pada hari ini berkumpul di hadapan-Mu, sebagaimana kami akan berkumpul di hari kiamat nanti.
Ya Allah, inilah kami, hamba-hamba-Mu yang hina berlumur nista, kini tengah menengadahkan tangan menghiba kepada-Mu. Sehina apapun diri kami, kami adalah makhluk ciptaan-Mu. Kami memohon di hari yang penuh kemuliaan ini, ampunilah seluruh dosa-dosa kami.
Rabbana zhalamna anfusana wa illam tagfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin. (Wahai Rabb kami, sungguh kami telah zalim kepada diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami, tentulah kami akan menjadi orang-orang yang merugi).
Duhai Allah Yang Maha Mendengar, ampuni orang tua kami. Ampuni segala kezaliman kami kepada ibu-bapak kami. Andaikata kedurhakaan kami menjadi penggelap kehidupan mereka, maka jadikanlah kami saat ini menjadi anak-anak yang saleh dan salehah yang dapat menjadi cahaya bagi kehidupan orangtua kami, di dunia dan di akhirat.
Allahummaghfirlana wali walidaina warhamhuma kama rabbayana sighara.
Ya Allah, selamatkanlah orang tua kami yang berlumur dosa. Islamkan yang belum Islam. Beri hidayah bagi yang masih tersesat. Pertemukan bagi yang belum pernah berjumpa ibu-bapaknya ya Allah. Lapangkan  kuburnya bagi yang ada di alam kubur. Cahayai kuburnya dan ringankan hisabnya. Jadikan mereka ahli surga-Mu, ya Allah. Tolonglah ya Allah, darah dagingnya melekat pada tubuh kami ini, air matanya, keringatnya. Golongkan kami menjadi anak yang tahu balas budi.
Ya Allah, selamatkan seluruh anggota keluarga kami. Jangan biarkan keluarga kami menjadi sumber bencana. Beri hidayah bagi yang belum mengenal-Mu. Jangan biarkan keluarga kami cerai berai, hina di dunia, hina di akhirat.
Ya Rabb, selamatkanlah guru-guru kami, para ulama yang telah mewakafkan hidupnya di jalan-Mu. Selamatkan orang-orang yang mendoakan kami, secara terang-terangan maupun tersembunyi.
Duhai Tuhan yang Maha Pengampun, ampuni tetangga-tetangga kami, sahabat-sahabat kami. Ampuni para pemimpin atas dosa-dosanya. Jangan biarkan bangsa kami dipimpin oleh orang yang tidak mengenal-Mu, yang tega berkhianat kepada-Mu. Jadikan bangsa kami dipimpin oleh orang-orang yang saleh, yang amat mencintai-Mu, mencintai agama-Mu, juga mencintai hidup lurus di atas jalan-Mu.
Ya Allah yang Maha Mendengar, berkahilah hari ini dan hari-hari selanjutnya. Demi keagungan-Mu ya Allah, demi segala janji-janji-Mu yang tiada mungkin Engkau ingkari, ijabah-lah siapapun yang bermunajat saat ini, ya Allah. Amin, amin, amin, ya Hayyu ya Qayyum birahmatika nastain ya arhamar rahimin. Amin ya Allah. Amin ya Allah. La ilaha illa Anta subhanaka inna kunna minaz zhalimin. Ya Hayyu ya Qayyum, ya Hannan ya Mannan, ya Badius samawati wal ardhi, ya Dzal jalali wal ikram.
Ya Allah, berikan kelapangan bagi yang dihimpit kesusahan. Berikan jalan keluar bagi yang dihimpit kesulitan. Beri kecukupan bagi yang selalu kekurangan. Ya Allah, bayarkan bagi mereka yang hidupnya dililit hutang.
Ya Allah, angkat derajat mereka yang selalu dihina dan direndahkan. Lindungi kaum muslimin dan muslimat yang terancam dan teraniaya. Tolonglah para pejuang di jalan-Mu. Dimanapun mereka berada, tolonglah para mujahidin dan mujahidah yang siang malam berjuang memuliakan agama-Mu.
Ya Allah, jadikan umur yang tersisa ini menjadi seindah-indah umur. Jadikan siapapun yang bermunajat ini menjadi ahli shalat yang khusyuk, ahli tahajjud, ahli puasa. Jangan biarkan kami jauh dari Al-Quran. Jadikan kami di umur yang masih tersisa ini menjadi ahli sedekah yang tulus, ahli amal yang istiqamah.
Allahumma inna nas’aluka imanan kamilan wa yaqinan shadiqan wa qalban khasyi’an wa lisanan dzakiran. Allahumma inna nas’aluka taubatan qablal maut, wa rahmatan ‘indal maut wa maghfiratan ba’dal maut. Allahumma inna nas’aluka husnul khatimah wa na’udzubika min su’il khatimah.
Allahummaghfir lil mukminina wal mukminat wal muslimina wal muslimat, alahya’I minhum wal amwat, innaka sami’un qaribun mujibud da’awat, ya qadhiyal hajat.
RABBANA ATINA FIDDUNYA HASANAH WAFIL AKHIRATI HASANAH WAQINA ADZABANNAR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzarti ‘amma yashifun wasalamun ‘alal mursalin walhamdulillahi rabbil ‘alamin
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

About Me

Foto saya
Kita tidak akan mendapatkan hasil berbeda, jika tetap melakukan hal yang sama...

Bottom Ad [Post Page]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Full width home advertisement