Imam Mahdi dalam Perspektif Awam

---
Jika kita berkaca pada usia dunia, maka kita hari ini bisa jadi sudah berada di penghujung akhir jaman. Sebab, tanda akhir jaman adalah di utusnya Sang Penutup Para Nabi, Muhammad Rasulullah SAW, dan itu sudah terjadi lebih dari 1400 tahun yang lalu. Maka, sudah sangat tidak wajar, jika kita masih berandai-andai bahwa usia peradaban manusia masih akan bertahan sampai tahun 3000 Masehi misalnya. Bisa jadi, hanya menyisakan waktu puluhan, atau kemungkinan hanya akan bertahan antara 100-200 tahun tahun ke depan.
Jika kita sepakat bahwa kita sudah berada di penghujung akhir jaman. Sudah selayaknya jika kita mulai mawas diri, pasang mata dan telinga, cari informasi, apakah tanda-tanda penutupnya sudah mulai bermunculan atau belum. Tidak ada salahnya juga, jika kita berpikir beda untuk memahami alur skenario-Nya terkait akhir jaman. Bisa jadi, berita-berita yang sudah familiar di telinga kita terkait tanda-tanda ini, benar-benar bermakna sesuai dengan keadaan sebenarnya, atau hanya bermakna metafora.
Salah satu figur penting dalam narasi akhir zaman adalah Imam Mahdi. Dalam perspektif awam, Imam Mahdi sering kali digambarkan sebagai pemimpin yang akan datang untuk membawa keadilan dan kedamaian di dunia yang penuh dengan kekacauan dan ketidakadilan. Namun, pemahaman tentang Imam Mahdi tidaklah seragam. Berbagai pandangan dan interpretasi muncul, baik dari sudut pandang teologis maupun dari kajian eskatologis.
Berdasarkan sudut pandang awam juga, dapat dipahami bahwa kemunculannya menandakan bahwa dunia berada di dalam ketimpangan, dimana satu kubu berada pada puncak kejumawaan, sementara kubu lainnya tertindas dan terzhalimi. Kehadirannya akan memutarbalikan keadaan, sehingga yang hari ini ongkang-ongkang kaki, menari di atas penderitaan orang lain, akan bertekuk lutut, tergusur dan bahkan terkubur.
Kita bisa membaca, bahwa kelompok yang hari ini jumawa, tentu bukan kelompok sembarangan. Mereka berjuang ratusan tahun, setelah sebelumnya gagal total ketika bersentuhan dengan para utusan (nabi dan rasul), dan sekarang mereka merasa mampu untuk mengangkangi dunia. Secara kasat mata, kita sebenarnya sudah paham siapa mereka. Beberapa alternatif jawaban yang akan kita temukan, pasti akan mengarah kepada para penguasa dunia, para elit global, kelompok-kelompok rahasia yang bermain di belakang layar. Tentunya, dibackup oleh kekuatan legendaris, iblis sang durjana berikut bala tentaranya.
Bisa jadi, mereka, para elit dunia ini, sudah paham dan mengerti siapa musuhnya dibandingkan kita. Mereka sudah pasti mengerahkan semua tenaga, semua daya dan dana untuk mengenali, menemukan, kalau perlu menghabisi layaknya Raja Api memburu sang Avatar. Bahkan jika memang diperlukan, sebelum Sang Mahdi dilantik menjadi pemimpin akhir jaman, mereka akan melakukan pembunuhan-pembunuhan seperti yang dilakukan Fir'aun di masanya, menghabisi setiap anak laki-laki yang baru lahir, hanya karena takut kekuasaannya akan hilang.
Kita (umat Islam), yang hari ini, digadang-gadang menjadi pasukannya, pengetahuan kita tentangnya masih jauh dari memadai, atau bisa jadi kita masih begitu terlena dengan manisnya dunia, atau kita sudah sangat sibuk dengan urusan perut, sehingga apa yang akan terjadi esok, tidak masuk dalam ranah hitungan kita. Pengetahuan musuh tentang calon pemimpin kita, jauh lebih sempurna, dibandingkan kita yang hanya berpegang dengan dalil-dalil kontekstual. Padahal bisa jadi, skenario Allah tidak sama persis, atau bahkan jauh berbeda dengan deret-deret kata yang sudah kita anggap sebagai aksioma. Mengapa? karena ini adalah perang. Tidak perlu menjadi seorang intelejen tangguh untuk paham hal ini. Saya yang hanya seorang gamers saja, bisa paham. Sosok hero atau pahlawan, biasanya tersembunyi, berjalan dalam bayangan, tidak sembrono memunculkan diri, atau mengaku-ngaku di depan publik, mengikuti alur ramalan, karena sudah pasti akan dikejar untuk dieliminasi. Contoh lain, bagi rekan-rekan penggemar anime misalnya, bagaimana sosok naruto di sembunyikan menjelang perang dunia ninja ke-4, hanya karena ada "khodam" ekor 9 yang bersarang di tubuhnya, padahal para kage dan seisi negara konoha sudah paham, dialah pemuda dalam ramalan.
Sebagai umat yang hidup di masa yang penuh dengan informasi dan misinformasi, kita dituntut untuk lebih kritis dan analitis dalam menyikapi berita-berita terkait akhir zaman dan Imam Mahdi. Memahami konteks sejarah dan teks-teks agama yang menjadi dasar keyakinan tentang Imam Mahdi adalah langkah awal yang penting. Dengan demikian, kita tidak hanya terjebak pada narasi-narasi populer tanpa dasar yang kuat, tetapi juga mampu menggali makna yang lebih dalam dan relevan dengan kondisi kita saat ini.
Selain itu, refleksi diri dan peningkatan spiritualitas adalah kunci untuk menghadapi segala kemungkinan di masa depan. Kesadaran bahwa kita mungkin berada di penghujung akhir zaman harus menjadi motivasi untuk memperbaiki diri dan masyarakat. Dengan demikian, ketika tanda-tanda akhir zaman benar-benar terjadi, kita siap menyambutnya dengan kesiapan batin dan tindakan yang bijaksana.
Dalam perspektif awam, Imam Mahdi bukan hanya sosok eskatologis yang dinanti, tetapi juga simbol harapan dan perubahan menuju dunia yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus belajar, berdiskusi, dan memahami lebih dalam tentang Imam Mahdi dan tanda-tanda akhir zaman, agar kita dapat menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Berbahagialah, bagi yang sudah menemukannya, berjalan dengannya, berjuang dengannya. Semoga kita semua, ditetapkan hati agar mampu berkiprah, sekecil apapun peran kita, akan bernilai besar di hadapan-Nya.
---
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

About Me

Foto saya
Kita tidak akan mendapatkan hasil berbeda, jika tetap melakukan hal yang sama...

Bottom Ad [Post Page]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Full width home advertisement