Sahabat-sahabat
yang dimuliakan Allah Shubhanahu wa ta’alla, hidup yang hanya sekali ini tidak
boleh gagal, tidak boleh layu sebelum
berkembang, tidak boleh merasa menjadi orang yang terpinggirkan,
apalagi menyalahkan keadaan dan diri kita sendiri. Marilah
kita merenung dan bertadabur dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah dan penuh
aroma syurgawi ini dengan ayat-ayat ilahi.
Kehidupan yang diberikan Allah Shubhanahu wa ta’alla ini telah dianugrahkan kepada kita lengkap satu paket, ada tawa
canda dan duka nestapa, ada senyum riang dan sedu sedan kesedihan, ada
kegelisahan dan kecemasan yang menyertai, tetapi ada juga ketenangan dan
ketabahan mengimbanginya.
Kehidupan
ini juga dipenuhi dengan perhiasan yang memabukkan jiwa dan fikiran sehingga
melupakan Allah Shubhanahu wa ta’alla, tetapi ada juga perhiasan yang
menambah indah pesona jiwa, fikiran dan akhlak kita sehingga menjadi manusia
yang bermanfaat dalam setiap tarikan nafasnya.
Terkadang kitapun terbuai dengan aroma harta, tahta
dan wanita, sehingga lupa kepada AllahShubhanahu wa ta’alla, tetapi terkadang kitapun tersadar
dari mabuknya dengan sesadar-sadarnya dan akhirnya merasakan kembali belaian
aroma iman dan takwa karena merindukan Sang Pencipta.
Kita mencoba mengingat kembali, semua hal yang
mengantarkan kita pada hari ini. Ketika kita memijakkan kaki di tanah yang
lapang, dengan sekeliling pegunungan hijau nan permai. Semua perjalanan dari
pertama kali kita mengenal dunia, kita mengenal kata dan angka, kita mengenal
membaca, kita mengenal Tuhan, Allah subhanahu wa ta'ala.
Kita melihat semuanya terasa begitu indah, rapi sekali.
Setiap dinamika yang terlalui penuh tantangan, penuh cerita, penuh warna yang
tidak mampu kita lukiskan hanya dalam selembar kanvas. Kita butuh
berlembar-lembar, kita butuh beribu, berjuta lembar untuk mengungkapkan semua
goresan perjalanan yang membawa kita pada hari ini. Betapa teduhnya jiwa,
ketika menyadari semuanya berjalan dengan restu Allah Yang Maha Kuasa. Betapa
ikhlas senyum yang disinari lembut mentari ketika menyadari mimpi-mimpi bukan
lagi dalam angan tetapi ia-nya nyata dalam pandangan, dan kita pun kini tidak
akan pernah berhenti bersabar dalam ikhtiar. Kita akan berjalan perlahan
menikmati perjalanan ini, hingga kita sampai pada gerbang berikutnya. Kita tidak
akan tergesa-gesa. Kita juga tidak perlu berprasangka, karena kita tau semua selalu
dalam rencanaNya. Karena kita tahu bahwa Allah tidak menjanjikan langit selalu
biru, bunga selalu mekar bahkan mentari selalu bersinar di tiap kehidupan. Namun
kita tau bahwa Allah berjanji dengan Rahman dan RahimNya akan selalu bersama
kita dalam keadaan apapun. Ia memberi pelangi di tiap badai, senyum di tiap derai
air mata, berkah di tiap cobaan, ayat-ayat cinta di tiap helaan nafas, dan
jawaban di tiap doa-doa kita.
Tidak ada satupun yang tidak
disaksikan Allah. Tidak ada satupun yang tidak didengar Allah. Tidak ada
satupun yang lepas dari Kekuasaan Allah. Tidak ada satupun yang dapat
terjadi tanpa izin Allah. Oleh karena itu, siapapun yang punya keinginan, punya
harapan, punya ketakutan. Tetapi tidak kembali kepada Allah, maka itulah
persoalan terbesar kita. Apapun yang kita inginkan pasti dalam kekuasaan Allah.
Apapun yang kita cemaskan, pasti dalam genggaman Allah. Seharusnya kepada Allah
lah kembalinya segala urusan, baik harapan maupun ketakutan. Semuanya berawal dari
kita, apakah kita mau kembali kepada-Nya, memenuhi panggilan-Nya.
Saudaraku…..
Lima kali dalam sehari kita dipanggil ALLAH SWT lewat perantara Para Muadzin yang mengumandangkan Adzan,... dari Surau-surau...dari Musholla-musholla...atau dari Masjid-masjid...
Lima kali dalam sehari kita dipanggil ALLAH SWT lewat perantara Para Muadzin yang mengumandangkan Adzan,... dari Surau-surau...dari Musholla-musholla...atau dari Masjid-masjid...
Kalau kita mau menghitung-hitung, sudah berapa ribu kali kita
mendengar Adzan…Bisa jadi sudah ribuan kali kita mendengarnya... Lantunan
itu...sering kita dengar..... baik diwaktu subuh, siang, sore maupun malam.
Sebulan jika dirata-rata tiga puluh hari, berarti
kita sudah dipanggil ALLAH SWT sebanyak seratus lima puluh kali. Setahun dua
belas bulan, berarti kita dalam satu tahun dipanggil ALLAH SWT kurang lebih
seribu delapan ratus kali...Allahu akbar...Subhanallah.....Maha Suci ALLAH....
Pertanyaannya...
Sudah berapa kali kita memenuhi panggilan itu
Saudaraku....Sepuluh kali...Seratus kali...Seribu kali... Atau bahkan kita
seringkali mengabaikan panggilan itu...Panggilan ALLAH SWT yang memberi
kehidupan kepada kita...Memberikan Nafas kepada kita...Memberikan Rejeki kepada
kita...Memberikan Ketenangan, Kebahagiaan dan Kedamaian kepada
kita...Memberikan segala kenikmatan yang pernah kita rasakan selama hidup di
dunia...
Adzan hakekatnya adalah panggilah ALLAH
SWT kepada Ummat Islam, kepada kita yang mengaku sebagai Ummat Islam. Yang
mengaku ALLAH SWT sebagai Tuhan kita....Dan Nabi Muhammad SAW sebagai Uswah
kita, sebagai Teladan Terbaik kita semua...
”Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhan, mereka
(disediakan) balasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan-NYA,
sekiranya mereka memiliki semua yang ada di bumi dan ditambah sebanyak itu
lagi, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu. Orang-orang itu mendapat
hisab (perhitungan) yang buruk dan tempat kediaman mereka Jahanam dan itulah
seburuk-buruk tempat kediaman.”(Al Qur’an Ar Ra’d : 18).
Saudaraku...
Memenuhi panggilan Allah untuk shalat berjamaah di Masjid memang sangat sulit, dan menjadi perjalanan terjauh dan terberat, sebab banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, bahkan banyak pula yang Jum'at seminggu sekali pun terlupa, tidak jarang pula seumur hidupnya tidak pernah singgah ke sana.
Memenuhi panggilan Allah untuk shalat berjamaah di Masjid memang sangat sulit, dan menjadi perjalanan terjauh dan terberat, sebab banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, bahkan banyak pula yang Jum'at seminggu sekali pun terlupa, tidak jarang pula seumur hidupnya tidak pernah singgah ke sana.
Perjalanan
terjauh dan terberat adalah melangkah ke masjid, karena orang pintar dan pandai
pun sering tidak mampu menemukannya, walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga
ke university di Eropa juga Amerika, dapat melangkahkan kaki ke Jepang,
Australia dan Korea dengan semangat yang membara, namun ke masjid tetap saja
perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.
Perjalanan
terjauh dan terberat adalah menuju ke masjid, karena para pemuda kuat dan
bertubuh sehat yang mampu jogging, maen futsal, tenis, badminton atau bahkan menaklukkan
puncak gunung tertinggi pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid, alasan
mereka pun beragam, ada yg berkata sebentar lagi, masih sibuk, tanggung, masih
panjang waktu, atau ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.
Perjalanan
terjauh dan terberat adalah melangkah ke masjid, maka berbahagialah dirimu
wahai saudaraku...bila dari kecil engkau telah terbiasa dan dibiasakan
melangkahkan kakimu ke masjid, karena bagi kami sejauh manapun engkau
melangkahkan kakimu, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain
perjalananmu ke masjid...
Biar
kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke masjid adalah
perjalanan untuk menjumpai Rabb-mu dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh
Nabi kita Muhammad SAW serta perjalanan yang akan membedakanmu dg orang2 yang
lupa akan Rabb-nya.
Perjalanan
terjauh dan terberat itu adalah menuju ke masjid, maka lakukanlah walau
engkau harus merangkak dalam gelap subuh demi mengenal Rabb-mu...!!!
--------
Dari banyak
sumber







