ILHAM: PETUNJUK SUCI PASCA KENABIAN

Ketika wahyu terakhir turun kepada Rasulullah ﷺ, dunia seakan ditinggalkan dalam keheningan. Pintu langit yang dulu sering terbuka bagi risalah ilahi kini tertutup. Tidak ada lagi seorang nabi yang menerima firman-Nya, tidak ada lagi Jibril yang datang membawa wahyu yang akan mengguncang dunia. Namun, apakah itu berarti manusia dibiarkan tanpa petunjuk? Apakah setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, hubungan antara manusia dan Tuhan menjadi redup?
Tidak. Sebab, ada jalan lain yang tetap terbuka. Ada bisikan lembut yang masih mengalir ke dalam hati para pencari-Nya. Itulah ilham, petunjuk suci pasca kenabian, hembusan rahmat dari Allah yang menerangi jiwa mereka yang bersih dan hati yang siap menerima kebenaran.
Sejarah telah mencatat, sejak wafatnya Rasulullah ﷺ, para wali, ulama, dan kekasih Allah tetap mendapatkan petunjuk. Tidak melalui wahyu seperti para nabi, tetapi melalui ilham, suatu bentuk inspirasi ilahi yang mengarahkan mereka kepada kebenaran.
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, seorang wali besar dalam sejarah Islam, sering kali mengalami ilham dalam perjalanannya menuju ma’rifatullah. Dalam kitab Fath ar-Rabbani, beliau menuturkan pengalaman-pengalamannya tentang bagaimana Allah membimbingnya, menguatkan langkahnya dalam menghadapi cobaan, dan memberikan pemahaman hakiki tentang hakikat kehidupan.
Imam Al-Ghazali, dalam perjalanan spiritualnya, pernah merasa kebingungan hingga akhirnya mendapatkan ilham yang menggerakkannya untuk meninggalkan gemerlap dunia akademik dan mendalami tasawuf. Dari ilham itulah lahir karya-karya agung seperti Ihya’ Ulumuddin, yang hingga kini menerangi hati jutaan manusia.
Ilham bukan hanya datang kepada para ulama atau wali. Dalam kehidupan sehari-hari, ilham bisa menyentuh siapa saja yang hatinya bersih. Kadang, ia hadir dalam bentuk kegelisahan yang mengarahkan seseorang untuk mencari kebenaran. Kadang, ia datang dalam bentuk ketenangan batin setelah mengambil keputusan yang benar.
Meski terdengar serupa, ilham berbeda dengan wahyu. Wahyu adalah firman Allah yang disampaikan kepada para nabi. Sementara itu, ilham adalah inspirasi yang Allah tanamkan ke dalam hati hamba-Nya, yang bukan seorang nabi, untuk membimbingnya dalam kehidupan.
Ilham tidak mengandung hukum syariat baru. Ia tidak menciptakan ajaran baru dalam agama. Sebaliknya, ilham adalah pancaran dari cahaya wahyu yang sudah ada, yang membantu manusia memahami dan mengamalkan agama dengan lebih mendalam.
Ilham adalah petunjuk suci yang terus mengalir meskipun kenabian telah berakhir. Ia adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, sebagai penguat bagi mereka yang berjalan di jalan kebenaran. Ia bukan pengganti wahyu, tetapi ia adalah percikan dari cahaya wahyu yang telah ada, yang menerangi hati-hati yang ikhlas.
Maka, jangan pernah merasa sendiri dalam perjalanan hidup ini. Jika hati kita bersih, jika langkah kita lurus, maka petunjuk Allah akan selalu hadir, entah dalam bentuk ilmu, nasihat, kejadian tak terduga, atau bahkan sebuah bisikan yang menyentuh sanubari. Itulah ilham, sentuhan lembut dari-Nya, yang mengingatkan bahwa Dia selalu dekat dengan hamba-hamba yang mencari-Nya.
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

About Me

Foto saya
Kita tidak akan mendapatkan hasil berbeda, jika tetap melakukan hal yang sama...

Bottom Ad [Post Page]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Full width home advertisement