Di ruang maya yang sederhana namun penuh makna, Tim Kajian dan Penelitian MUI Kalimantan Barat kembali hadir. Namun ada yang berbeda kali ini. Bukan lagi para murid yang duduk bersama mereka, melainkan Tuan Guru sendiri. Sosok yang selama ini menjadi cahaya bagi jamaah, kini hadir bukan untuk membela diri, tetapi untuk berbagi kejelasan dengan ketulusan.
Pertemuan dimulai dengan salam yang hangat, senyum yang tulus, dan hati yang terbuka. Tak ada ketegangan, tak ada prasangka. Setiap pertanyaan dijawab dengan tenang, setiap keraguan dijelaskan dengan penuh kebijaksanaan. Tuan Guru bukanlah sosok yang melarikan diri dari pengkajian, tetapi hadir dengan hati lapang, membentangkan setiap keyakinan yang diajarkan dan dijalankan selama ini.
Diskusi mengalir dengan hikmah. Tuan Guru berbicara, bukan dengan kata-kata yang tinggi, tetapi dengan kalimat yang sederhana, penuh makna. Beliau menjelaskan nilai-nilai yang ditanamkan kepada para murid, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Setiap jawaban bukan hanya membahas pemahaman, tetapi juga menunjukkan sikap keikhlasan.
Tim Kajian dan Penelitian MUI bukanlah tamu yang asing, tetapi saudara yang hadir untuk memahami. Mereka mendengarkan dengan seksama, mencatat dengan bijak, dan bertanya dengan santun. Tidak ada interogasi, hanya percakapan yang penuh hikmah. Seolah-olah sore itu menjadi saksi, bahwa dialog yang tulus selalu lebih kuat daripada sekadar penghakiman.
Di akhir pertemuan, kami bersama menutupnya dengan doa, memohon kepada Allah agar pertemuan ini menjadi jalan pembuka rahmat, bukan sumber perpecahan. Bahwa setiap pengkajian adalah bagian dari proses mencari kebenaran, bukan alat untuk menciptakan kebingungan. Kami yang berkesempatan hadir dan menyaksikan, menyambut dengan tenang, tersenyum dan saling menumbuhkan keyakinan.
Sore itu menjadi saksi, bahwa ujian selalu hadir untuk menguatkan, bukan melemahkan. Bahwa setiap pertanyaan yang muncul adalah bagian dari perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam. Dan bagi kami, setiap langkah yang diambil adalah ikhtiar untuk menjaga adab, memelihara ukhuwah, dan tetap berada di jalan yang lurus.
Maka dengan penuh ketulusan, kami mengajak seluruh jamaah untuk menjaga ketenangan hati, memelihara prasangka baik (husnuzan), dan merapatkan doa dalam keikhlasan:
"Ya Allah, anugerahkanlah kami cahaya dalam setiap kegelapan. Jaga hati kami dari kebimbangan, kuatkan kami untuk tetap teguh di jalan-Mu, dan jadikan kami bagian dari hamba-hamba-Mu yang selalu berserah diri."
Sebagaimana firman-Nya yang mulia:
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45).
Dan sore ini menjadi pelajaran berharga, bahwa ketenangan bukanlah ketiadaan ujian, tetapi keteguhan hati dalam menghadapinya. Sebab di setiap kesulitan, selalu ada hikmah yang menunggu untuk diungkapkan.
Bisa jadi, inilah jalan yang telah dipilihkan oleh Allah untuk kita lalui, sebuah perjalanan yang bukan hanya untuk kita sendiri, tetapi juga agar kebenaran dan hikmah dari setiap langkah dapat diketahui oleh semua pihak. Dalam setiap ujian dan proses ini, terkandung pelajaran berharga yang kelak menjadi cahaya bagi banyak hati, membuka ruang dialog dan pemahaman yang selama ini mungkin tersembunyi.
Kita percaya bahwa Allah selalu menuntun hamba-Nya melalui jalan terbaik, meski kadang terasa berat dan penuh liku. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, kita menjalani setiap proses ini sebagai bagian dari rencana-Nya yang lebih agung, agar kelak kebaikan dan kejelasan menjadi milik bersama, membawa kedamaian dan mempererat ukhuwah di antara kita semua.
---