Beberapa hari terakhir, beranda marketplace ku di serbu salah satu iklan obat kuat. Entah mengapa dan bagaimana cerita awalnya, mungkin karena saya sempat browsing furniture (meja, kursi dan partisi dinding), kemudian mengklik salah satu produk furniture tersebut yang terbuat dari bahan/material yang kebetulan sama dengan merk yang digunakan oleh obat kuat tersebut.
Iklannya bombastis, powerfull, over promise yang memicu jemari untuk mengklik dan melihat lebih banyak.
Karena dulu lebih dari 10 tahun pernah nyambil jualan berbagai macam produk herbal (termasuk yang ada side efek obat kuatnya), saya sudah cukup familiar dengan iklan-iklan penuh pesona tersebut yang terkadang hanya janji.
Sayangnya, pengiklan tidak menyertakan merek, semua iklan yang saya lihat hanya menyertakan foto "obatnya" dalam bentuk kapsul disertai dengan capture gambar "pemanis" yang terkadang lumayan vulgar.
Berbekal gambar foto obatnya, saya pun mulai bertanya kepada mbah google, dan ternyata benar.....
Herbal itu sudah lama saya kenal, sejak tahun 2004. Di website resminya, manfaat produk dijelaskan apa adanya tanpa embel-embel berlebihan. Hanya mungkin oleh oknum-oknum tertentu di modifikasi sedemikian rupa, khasiatnya dibuat sangar agar dapat ditawarkan dengan harga di atas normal. Per biji berkisar di angka Rp 10.000. Padahal produk aslinya per botol isi 100 kapsul dijual Rp 500.000.
Sudah bisa dihitungkan profitnya???
---
Apakah ada yang salah?
Prinsipnya tidak. Hanya saja, sebagai seller kita seharusnya tidak terlalu over promise bahkan cendrung magic dalam mengiklankan produk, apa adanya saja atau kalau mau sedikit melebihkan, tetaplah berada dalam koridor realistis. Karena dalam perdagangan, yang dibutuhkan itu adalah repeat order (trust), bukan hanya beli sekali tanpa berulang.
Pelajarannya, kepada para pembeli...
Harus tetap realistis dalam menilai manfaat sebuah produk. Jangan karena gambar pendukung yang seronok dengan kata-kata yang over power, membuat kita kehilangan akal sehat lantas dengan mudahnya mentransfer sejumlah uang.
Kecuali jika anda siap kecewa, karena kebanyakan janji terkadang buktinya di bawah ekpektasi, atau bisa saja anda sedang dibohongi... 
