Mungkin banyak yang bertanya, mengapa saya sekarang jarang update status bertema-kan FE lagi...?


---
Baik, saya akan ceritakan beberapa hal.
Saya adalah typikal orang-orang yang berani berpikir beda. Misal, ketika hari ini orang-orang menyatakan bahwa "A" adalah suatu kebenaran, maka saya akan berpikir sebaliknya, dan mencoba melawan arus dengan mengatakan bahwa "A" mungkin saja salah. Hasil dari cara berpikir ini, saya akan mendapatkan salah satu dari dua kesimpulan; (1) saya menemukan bukti yang mendukung bahwa A bukanlah kebenaran, melainkan kesepakatan yang dianggap kebenaran; dan/atau (2) saya menemukan bukti yang mendukung pernyataan bahwa "A" adalah aksioma.
Cara berpikir inilah yang kemudian membawa saya berkenalan dengan banyak teori konspirasi dunia. Dulu, saya meyakini bahwa kita tidak hidup sendiri di alam semesta yang luas ini, bertolak belakang dengan keyakinan banyak orang di sekitar saya. Setelah lelah mencari kesana kemari dan saya tidak menemukan "alien" selain di dunia komik dan per-film-an, akhirnya saya menemukan argumentasi yang dapat saya jadikan bukti bahwa keyakinan saya dulu tentang "kita tidak hidup sendirian di alam semesta ini" keliru.
Begitu juga dengan gravitasi. Dulu saya meyakini bahwa segala sesuatu di dunia diciptakan berpasangan, maka jika ada gaya tarik (sesuai dengan definisi gravitasi yang diajarkan kepada saya dulu), maka WAJIB ada gaya tolak, atau bahasa kerennya adalah anti gravitasi. Setelah sekian tahun belum juga saya temukan dalam kajian-kajian ilmiah terverifikasi, saya pun mulai meragukan gravitasi.
Keraguan ini, seolah menjadi kompas yang memberikan saya jalan untuk berkenalan lebih dekat dengan teori-teori lain, sebut saja hollow earth dan sejenisnya, tetapi masih dalam kerangka globe earth. Teori HE tidak berkembang, karena dianggap sebagai pseudo sains kala itu, saya pun merasa aneh, bagaimana mungkin ada kehidupan serba komplek di bawah kaki kita, mulai dari jaman purba sampai jaman kekinian, bahkan katanya memiliki teknologi dan kebudayaan yang jauh lebih hebat, sementara luasannya lebih kecil bila dibandingkan dengan permukaan.
Teori FE sudah lama saya kenal, bahkan sebelum saya sekolah dasar. Sebelum kenal huruf latin, saya sudah mampu membaca aksara arab gundul berbahasa melayu, karena saya sudah belajar di Madrasah kurang lebih dua tahun sebelum masuk SD. Saya baru memasuki jenjang pendidikan dasar (SD) pada usia 9 tahun kurang 3 bulan. Saya sering menemukan buku-buku usang milik kakek saya, yang terkadang covernya sudah hilang atau hanya tinggal sobekan-sobekan kecil yang menceritakan tentang banyak hal, termasuk astronomi. Makanya ketika mulai booming kembali di tahun 2016, saya pun mulai melakukan verifikasi, apakah bersesuaian dengan ingatan saya dulu, dan ternyata tidak. Teori FE masa kini, lebih didominasi oleh kepercayaan yang didasarkan pada tulisan Eric Dubay.
Walaupun banyak sisi yang berbeda paham, namun saya menemukan komunitas disana. Masih ingat, saya dihubungi oleh Taufan untuk bergabung sebagai kontributor (bahasa kerennya Think Tank) karena diminta oleh BD (begitu pesan singkat dari beliau). Saya pun kemudian bergabung dan sempat ikutan dalam video di episode 11-13. Bahkan saya sempat berdiskusi instens dengan BD dalam banyak hal, terutama menyangkut gravitasi. Saya memang tidak sepenuhnya terbuka, saya hanya menyatakan bahwa, sejauh yang saya pahami saat itu, gravitasi hanyalah sebuah istilah untuk menyatakan bagaimana sebuah benda bisa jatuh. Mekanismenya lebih karena adanya perbedaan densitas antara benda yang dijatuhkan dengan "sesuatu" yang ada di sekitarnya (medium). Masih butuh penelitian yang lebih lanjut tentang bagaimana mekanisme kerjanya jika ditinjau dari sudut pandang teori FE. Walaupun begitu, saya merasakan kedekatan pemahaman teoritis antara argumentasi yang saya bangun dengan argumentasi FE kebanyakan tentang gravitasi. Walaupun mereka, para flaterian, umumnya belum mampu menjelaskan gravitasi (sebagai istilah) dalam hubungannya dengan benda jatuh.
Seiring waktu, saya menemukan, bahwa ternyata di komunitas FE sendiri, baik yang nasional maupun internasional terpisah dalam banyak kelompok dengan klaim kebenaran sendiri, dan cendrung memaksakan argumentasinya kepada kelompok lain (sesama FE) namun memiliki pendapat berbeda, tidak terbatas dalam kajian gravitasi, namun juga dalam banyak tema, bahkan termasuk bentuk bumi, ada yang bilang bundar (mirip uang logam), ada yang bilang segi empat, bahkan ada yang lebih gila, menggambarkan bumi seperti segi empat melayang-layang di antariksa (teori flat plane).
Perdebatan internal ini, sama panasnya dengan perdebatan dengan para GE garis keras. Uniknya, selain memecah fokus, perdebatan ini juga memicu degradasi sikap dan kesantunan dalam berdiskusi. Di lain sisi, jika ada GE yang ikutan nimbrung dan memiliki keyword kepercayaan yang sama, maka mereka akan keroyokan, luar biasa.
Selain itu, ada ketidaksepahaman antara saya dengan para punggawa di FE101. Pada saat menerbitkan open jurnal percobaan menghitung jarak matahari - bumi menggunakan metode bayangan, saya sempat beradu argumen bahwa saya tidak setuju dengan penyederhanaan teoritis yang mereka lakukan, dengan memuat gambar ilustrasi berkas sinar matahari yang menembus awan dan membentuk sudut tertentu, kemudian memberikan caption yang menyatakan bahwa matahari itu dekat (bisa ditemukan pada bagian akhir jurnal). Selain tidak memiliki hubungan dengan bahasan jurnal, juga cendrung tidak ilmiah bahkan mengundang cibiran dari para GE. Ilustrasi tersebut sangat mudah dimentahkan, silakan berdiri di bawah pohon rindang di tengah terik matahari dan memandang ke atas, maka kita akan dengan mudah menemukan fenomena yang sama. Walaupun begitu, mereka tetap memaksa, karena itu adalah pendapat founder, akhirnya saya memilih mengalah dan membiarkan. Alhasil, walaupun tulisan itu sempat lolos di tahap awal presentasi The 2nd International Conference on Physical Instrumentation and Advanced Materials, tidak saya teruskan proses revisinya.
Melihat gejala itu, saya memutuskan mundur dari percaturan dunia per-FE-an Indonesia, hanya berdiri sendiri dengan sesekali tetap kontak dengan teman FE lain yang kebetulan bertemu di FE101 dan masih satu pemahaman. Hal ini, jauh sebelum mereka pecah menjadi dua kubu karena Pilpres 2019. Walau saya akui, saya cendrung dan merasa nyaman dengan FE212, walau sekarang berjalan tanpa terorganisasi.
Saya pun sebisa mungkin menghindar dari semua bentuk perdebatan, baik di dunia maya maupun di dunia nyata, kecuali dengan orang-orang yang saya anggap open mind dan mampu berdebat secara ilmiah, misalnya dengan Zahir Mahzar, dll.
Karena saya menyakini, perdebatan di ranah teoritis, tidak akan menghasilkan apapun selain mewarisi perdebatan ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Sudah saatnya sekarang beralih ke teknis, dalam bentuk teknologi aplikatif yang dibangun berdasarkan background teori masing-masing.
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

About Me

Foto saya
Kita tidak akan mendapatkan hasil berbeda, jika tetap melakukan hal yang sama...

Bottom Ad [Post Page]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Full width home advertisement