---
Perlu dipahami, kajian berikut ini bukan menafsirkan ayat, tetapi hanya mempertanyakan tafsir yang saat ini sudah beredar luas di masyarakat.
---
"Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan KEKUATAN."
---
Kata "KEKUATAN" sengaja saya tulis dengan huruf kapital, karena kata itu yang akan menjadi fokus bahasan kita.
---
Kekuatan pada ayat di atas adalah terjemahan dari kata "sulthaan" yang kemudian ditafsirkan sebagai "ilmu pengetahuan dan teknologi." Sederhananya, menurut pendapat ini, manusia (dan jin) diberikan kebebasan kemanapun, sampai menembus langit ke-7 dengan berbekalkan iptek. Tafsir iptek ini seolah menyiratkan bahwa kita (manusia) memiliki kemampuan tanpa batas, bisa hidup di satelit buatan ala Elysium, bisa bertahan di mars ala The Martian, bisa melakukan perjalanan lintas bintang ala The Passenger, menembus black hole untuk menuju lini waktu berbeda ala gravitiy, atau menembus dunia jamak multi dimensi ala The Cloverfield Paradox. Semua itu sudah terwujud dalam dunia maya per-film-an holywood dan kita sedang digiring untuk mempercayai bahkan terlibat aktif dalam the great plan, mencari "bumi" lain yang bisa mendukung kehidupan manusia.
Namun, the great plan ini terganjal dengan konsep (yang mereka anggap) kaku, cerita kitab suci yang terangkum dalam banyak ayat. Salah satunya adalah QS. al-A'raf : 25; "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”
Sebagai pembenar konsep mereka, maka dihadirkan dalil lain, salah satunya adalah QS. Ar-Rahman 33 yang berisikan tantangan dari Allah kepada manusia (dan jin) untuk melintasi penjuru langit dengan berbekalkan sulthaan (kekuatan) tadi yang kemudian diidentifikasikan dengan perkembangan dan penguasaan iptek. Benarkan iptek adalah definisi atau tafsir yang tepat untuk kata "sulthaan"...??
Mari kita bahas secara kritis...
Berikut beberapa fakta lain dari dalil berbeda yang dapat kita jadikan acuan untuk mengambil kesimpulan;
1. Jin memiliki kemampuan besar dalam mengarungi langit, silakan baca QS. Al-Jin : 9, namun sekarang (semenjak ayat ini turun) sudah tidak memiliki kemampuan lagi, atau kalau mereka memaksa, maka akan di lempar (tembak) dengan panah api.
2. Rasulullah SAW dalam perjalanan Mi'raj, setiap memasuki langit (langit pertama dan seterusnya), harus meminta ijin dulu dengan penjaganya. Padahal beliau ditemani malaikat mulia, dan beliau adalah makhluk paling mulia, namun tetap butuh pasport/legalitas/surat ijin masuk atau sejenisnya yang perlu dikonfirmasi sebelum diijinkan memasuki lingkungan langit tersebut.
---
Dua fakta dalil ini, seharusnya sudah cukup membuat kita yakin, bahwa perjalanan antariksa mustahil adanya bila dilakukan manusia, dan tafsir "iptek" untuk kata "sulthaan" perlu dikritisi. Berkaca dari cerita jin di atas, bisa saja kita, manusia, berangkat menembus keluar sistem bumi, namun kita harus siap menghadapi perisai/rudal pertahanan langit, yang tentunya jauh lebih canggih dari sky attack cruise missile yang pernah dikenal manusia. Jin yang mampu bergerak ribuan kilometer hanya dalam rentang manusia bangkit dari duduknya saja bisa hancur lebur, bagaimana dengan pesawat Apollo yang hanya mampu bergerak 24.790 MPH mampu menghindarinya?
Fakta kedua, Manusia termulia, ditemani malaikat mulia, harus mendapatkan lisensi langsung dari Allah, yang harus dikonfirmasi setiap kali menembus langit. Sekarang, kita yang belum ada apa-apanya dibandingkan dengan beliau, berani mengklaim mampu menembus langit dengan berbekalkan lisensi iptek. Itu pun baru sebatas keinginan, uniknya kita malah percaya ketika ada non muslim yang mengaku mampu melakukannya. Padahal dalam hadits sudah sangat jelas, rohnya saja tertolak, pintu langit tidak mau terbuka (baca Ibnu Majah, Kitab az-Zuhud bab "Dzikrul Maut wal Isti'daad lahu" (no 4338)).
---
Fakta berikutnya, terakhir manusia menginjakan kaki di bulan (katanya), adalah tahun 1972, sudah lebih dari 40an tahun lalu. Padahal seharusnya, saat ini, mudah saja bagi manusia (NASA) untuk memberangkatkan astronotnya kesana. Teknologi hari ini jauh lebih canggih dari tahun 1969 (misi pendaratan pertama). Entah mengapa, mereka belum tergerak untuk melakukannya lagi. Alasan paling utama mereka adalah anggaran, namun argumentasi ini jadi lucu, mengingat mereka sedang giat-giatnya mempropagandakan kunjungan/misi ke mars yang lebih jauh jaraknya. Sehingga, patut dipertanyakan juga, benarkah klaim mereka tentang pendaratan manusia di bulan itu?
---
Sekali lagi, mari berpikir kritis...
Home »
» Membahas Tafsir Ar-Rahman : 33 Tantangan Allah untuk jin dan manusia.