Langit Madinah memerah, seakan mencerminkan kegelisahan yang memenuhi dada para sahabat. Angin musim dingin menusuk tulang, debu berterbangan, dan tangan-tangan kasar terus menggenggam cangkul dan kapak, menggali tanah berbatu dengan segenap daya. Mereka lelah, perut mereka kosong, tetapi jiwa mereka tetap menyala.
Saat itulah, mereka menghadapi batu besar yang menghalangi galian. Kapak demi kapak menghantamnya, tetapi tak sedikit pun retak. Para sahabat putus asa, Rasulullah ﷺ pun turun ke dalam parit, mengambil palu, dan mengangkatnya tinggi. Dengan ayunan pertama, batu itu bergetar dan percikan api menyala di kegelapan. Senyum menghiasi wajah Rasulullah ﷺ, matanya bersinar oleh sesuatu yang tak terlihat oleh yang lain.
“Demi Allah,” seru beliau ﷺ, “Aku melihat istana-istana Persia yang megah!”
Palu itu kembali diayunkan. Hantaman kedua membuat serpihan batu berhamburan, dan kembali cahaya memancar dari benturan itu. “Demi Allah, aku melihat istana Romawi yang menjulang tinggi!”
Ketika ayunan ketiga menghancurkan batu itu sepenuhnya, cahaya yang muncul lebih terang dari sebelumnya. “Demi Allah, aku melihat Yaman telah terbuka bagi kita!”
Para sahabat yang kelaparan, kedinginan, dan dikepung musuh, terdiam dalam takjub. Bagaimana mungkin, di saat kematian begitu dekat, Rasulullah ﷺ berbicara tentang kemenangan atas imperium-imperium besar dunia? Bagaimana mungkin di tengah gelapnya ancaman kehancuran, ia justru melihat cahaya kejayaan?
Namun, sejarah mencatat bahwa apa yang beliau ﷺ lihat bukan sekadar ilusi. Tahun-tahun berlalu, dan kata-katanya menjadi kenyataan. Persia runtuh di bawah pasukan Islam. Romawi Timur kehilangan sebagian besar wilayahnya. Yaman pun tunduk di bawah panji tauhid.
Kisah ini bukan sekadar penggalan sejarah, melainkan pesan abadi bagi umat yang tengah berada dalam gelapnya zaman. Berapa banyak kaum Muslim yang hari ini terhimpit ketakutan, dikepung kelemahan, merasa bahwa masa depan hanyalah bayangan kehancuran? Namun Rasulullah ﷺ telah mengajarkan bahwa di saat yang paling gelap, ada cahaya yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang memiliki keyakinan.
Mungkin dunia hari ini penuh dengan rintangan, seolah-olah ada batu besar yang menghalangi langkah-langkah kita. Namun, di tangan mereka yang percaya, palu harapan bisa menghancurkan setiap penghalang. Dan dari setiap percikan yang muncul, akan lahir cahaya yang menuntun kita menuju kejayaan yang telah dijanjikan.
Perjuangan belum berakhir. Parit itu masih harus digali, batu-batu masih harus dihancurkan, dan keyakinan masih harus tetap menyala. Seperti Rasulullah ﷺ yang melihat cahaya di balik gelapnya Khandaq, saatnya bagi kita untuk melihat cahaya di balik gelapnya penghujung akhir zaman.
---
REFERENSI:
- QS. Al-Ahzab: 9 – Mengisahkan bagaimana Allah menolong kaum Muslimin saat Perang Khandaq dengan mengirimkan angin kencang dan pasukan yang tidak terlihat.
- QS. Al-Ahzab: 22 – Menjelaskan sikap orang-orang beriman saat menghadapi ujian berat dalam peperangan, yang semakin menguatkan iman mereka.
- Ibn Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah (Buku ini merupakan salah satu biografi klasik Rasulullah ﷺ yang paling lengkap dan mendetail. Dalam salah satu riwayatnya, disebutkan bahwa ketika Rasulullah ﷺ dan para sahabat menggali parit di sekitar Madinah, mereka menemui batu besar yang sulit dihancurkan. Rasulullah ﷺ kemudian memukul batu itu tiga kali dengan cangkul, dan pada setiap pukulan muncul percikan cahaya yang menyingkap visi kemenangan Islam di masa depan).
- Ibn Katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah (Dalam karyanya, Ibn Katsir juga mengutip riwayat tentang Perang Khandaq, termasuk peristiwa pemecahan batu besar dan cahaya yang muncul. Dalam percikan pertama, Rasulullah ﷺ melihat kemenangan atas Persia; di percikan kedua, kemenangan atas Romawi; dan di percikan ketiga, kemenangan Islam secara global).
- Sahih Al-Bukhari (Dalam beberapa riwayat hadits yang dikompilasi oleh Imam Al-Bukhari, disebutkan bagaimana para sahabat mengalami kelaparan dan kesulitan saat menggali parit, hingga Rasulullah ﷺ mengikat batu di perutnya untuk menahan lapar. Kisah ini memperkuat latar belakang perjuangan mereka saat Perang Khandaq).
- Musnad Ahmad bin Hanbal (Dalam koleksi hadits Imam Ahmad, terdapat narasi tentang bagaimana para sahabat melihat cahaya yang muncul saat Rasulullah ﷺ memecahkan batu, yang ditafsirkan sebagai pertanda kemenangan Islam di masa depan).
- Sirah Ibnu Ishaq (Salah satu sumber paling awal tentang kehidupan Rasulullah ﷺ yang juga mencatat kisah Perang Khandaq secara rinci, termasuk tantangan yang dihadapi kaum Muslimin serta strategi pertahanan mereka melalui penggalian parit).







