Sabtu, 3 Mei 2025, kami duduk bersama. Dari pukul sembilan pagi hingga lewat tengah hari, satu persatu ruang hati kami buka perlahan. Hari itu, Tim Kajian dan Penelitian MUI Kalimantan Barat hadir, bukan sekadar membawa tugas kelembagaan, tapi juga membawa harapan; bahwa terang kebenaran akan menemukan jalannya, bukan dari prasangka, melainkan dari perjumpaan.
Tak ada yang ditutup-tutupi. Tak ada yang ditinggikan, apalagi direndahkan. Hanya ruang sederhana, namun penuh makna. Di sana, semua dibentangkan; apa yang kami yakini, apa yang kami jalani, dan bagaimana kami menjaga adab di jalan yang kami tapaki.
Dan hari itu pun menjadi saksi, bahwa niat baik selalu menemukan ruang untuk tumbuh. Bahwa setiap langkah pengkajian, bila diiringi keikhlasan dan saling percaya, akan menjadi jembatan untuk saling memahami, bukan saling menghakimi. Semuanya dibicarakan dengan penuh hikmah, dengan semangat menjaga ukhuwah dan keutuhan bersama.
Kami menyadari bahwa setiap ujian yang datang adalah bagian dari tarbiyah-Nya. Maka kami mengajak seluruh jamaah untuk tetap tenang, memperbanyak dzikir, serta memperluas doa dalam harapan: “Ya Allah, lapangkan dada kami dalam menghadapi ujian ini, berikanlah kami keteguhan hati dan bukakanlah jalan yang lurus bagi kami serta bagi siapa pun yang mencari kebenaran-Mu.”
Dalam menghadapi setiap proses ini, tidak ada yang perlu dicemaskan secara berlebihan. Yang kita butuhkan adalah kejujuran, doa yang tidak putus, dan prasangka baik kepada Allah dan sesama. Sebab “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS. At-Thalaq: 2–3).
Semoga ini menjadi wasilah dibukanya pintu-pintu kebaikan bagi kita semua.