KETIKA TAKDIR BERUBAH


Takdir bukanlah tembok besi yang tak tergoyahkan. Ia adalah lembaran yang ditulis dengan tinta kebijaksanaan Ilahi, namun senantiasa berada dalam genggaman kuasa-Nya. Sebab Allah tidak terikat oleh catatan, justru catatanlah yang tunduk pada kehendak-Nya.
“Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab.” (QS. Ar-Ra’d: 39)
Dalam derap zaman yang mendekati senja, di tengah debu fitnah yang membungkus langit kehidupan, banyak jiwa merasa digiring oleh nasib yang telah dikunci. Padahal, di balik langit yang muram itu, Dia selalu meninggalkan celah-celah harapan bagi hamba yang bersujud dengan air mata, bagi doa yang melambung di keheningan malam, dan bagi langkah-langkah penyesalan yang kembali pulang kepada-Nya.
Takdir bisa bergeser. Malapetaka bisa ditunda. Kesesatan bisa diselamatkan. Karena tak ada yang lebih kuasa dari cinta Allah yang mengampuni bahkan sebelum hamba-Nya mampu berkata “aku salah.” Maka jangan menuduh takdir, jika belum meratap di sajadah panjang. Jangan menyalahkan garis nasib, jika belum menorehkan ikhtiar di jalan terjal kehidupan.
Di penghujung akhir zaman ini, bisa jadi keselamatan suatu kaum bergantung pada taubat satu jiwa. Bisa jadi takdir umat sedang ditulis ulang karena satu amal yang tersembunyi. Dan bisa jadi, harapan yang dikira musnah, justru sedang dikandung oleh langit yang diam.
Takdir adalah lukisan yang bisa berubah warna. Dan warna itu bisa berganti karena sebaris istighfar, setetes air mata, atau secercah keimanan yang kembali menyala. Karena ketika takdir berubah, itulah bukti bahwa Tuhan kita... bukan hanya Pencipta, tapi juga Maha Penyayang yang selalu memberikan kesempatan kedua.
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

About Me

Foto saya
Kita tidak akan mendapatkan hasil berbeda, jika tetap melakukan hal yang sama...

Bottom Ad [Post Page]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Full width home advertisement